Jumat, 20 November 2015

[Kisah Nyata]: ==>> "MAS, ADA [J.3.N.4.Z.4.H] TERLANTAR LAGI" ((Merinding dan Terharu Kalua Anda Membacanya))

Ditulis oleh : Saptuari Sugiharto di grup Belajar Wirausaha Bareng Saptuari
Pesan dari Chabib Wibowo itu sering saya terima via WA, seminggu bahkan bisa dua kali. Lalu foto-foto "menyeramkan" masuk ke HP saya dengan cueknya.
Inilah bisnis akherat, ketika banyak orang sibuk mengejar dunia dengan rakusnya, saya kembali dipertemukan dengan orang-orang yang sangat sibuk mengejar akheratnya...



Malu dan iri, saya tertinggal jauuuuh.. 

Malioboro, 2005

Anak-anak jalanan itu tinggal di sana, menggelandang dan tidur sembarangan. Mabok, minum, ngobat, nyedot lem jadi keseharian. Tongkrongan mereka dan identik dengan kriminal, lengah sedikit dompet melayang. Chabib waktu itu salah satu dari mereka.. Sepanjang jalan Malioboro jadi daerah kekuasaannya.
Senggol.. Dupak!
Meleng.. Sikat!

Sepasukan Satpol PP meringkusnya dan gerombolannya. Masukkan truk, angkut! Dihajar bareng-bareng, babak belur! Tendangan, pukulan, bag big bug!! 

Haakdesk!! Plaak!
Benar-benar sampah masyarakat, Malioboro kembali tenang setelah hari itu..
Usai bebas, Chabib dan kawan-kawannya tak ingin kembali ke jalan. Mereka sadar akankah selamanya hanya di di jalanan, diburu dan siap dimusnahkan. Curhatan mereka sampaikan ketika bertemu Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) di sebuah pengajian. Cak Nun menasehati, jika ingin berbuat baik pasti ada jalan. Jika mereka ingin membantu orang-orang terlantar, buatlah yayasan agar diakui resmi, dan mudah dalam mengawasinya.
Cak Nun mengenalkan Chabib pada pak Busro Muqoddas, yang membawanya kepada seorang notaris. Dibuatkan akta pendirian, dimulai dari sebuah rumah mungil yang disewa seadanya.

"Namanya Yayasan Hafara mas.." Kata Chabib pada saya ketika bertemu pertama.
"Wuik, artinya apa tuh?"
"Hadza min Fadli Robbi.. Anugerah Tuhan, yang ngasih nama Cak Nun langsung mas.."
Sejak itulah perjuangannya dimulai, Chabib sekarang gantian yang berburu, dicarinya orang-orang gila yang menggelandang di jalan, anak-anak jalanan yang tidur di emperan. Dimasukkan di mobil kijang tua yang bodinya sudah penyok-penyok seperti mobil sisa perang. Dibawa ke pantinya, dimandikan, diberi baju, diberi makan..
Ketika orang-orang jijik melihat mereka yang gila itu, Chabib justru membawa mereka, memuliakannya, berusaha keras menyadarkannya..

"Ada yang ngamuk mas?"
"Waah.. Setiap hari mas, kadang kami harus bergumul dengan mereka, kalau sampai lepas lagi di jalan akan berbahaya. Kalau sudah terkendali kami bawa ke RS. Grasia di Pakem. Diberi obat untuk dua minggu, nanti sudah terkendali. Sebelum obatnya habis harus diambilkan lagi obatnya, sekali obat habis mereka bakal halusinasi tinggi.. Bakalan ngamuk lagi" jawab Chabib.

Ketika minggu lalu saya datang ke panti Hafara, kondisinya masih memprihatinkan. Banyak yang belum tau eksistensi panti ini. Sekarang sudah pindah lokasi di tanah kas desa di daerah Gonjen RT5 Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta.
Panti itu luas dipinggiran desa, namun kondisi bangunannya masih darurat semua. Kayu-kayu yang lapuk, bambu yang mulai kempes, atap yang bocor dan lantai kayu yang berderit tiap diinjak..

Ada beberapa piagam yang diterima Chabib tertempel disana, bertandatangan menteri hingga Presiden pun ada. Namun miris, kondisi pantinya seperti terlupakan diantara piagam-piagam penghargaan yang berdebu.

"Sebulan berapa donatur yang masuk mas?" Tanyaku
"Hanya sekitar 10 juta mas, kami harus berhemat untuk 70 pasien yang kami rawat disini.." Kata Chabib waktu itu sambil menunjukkan laporan keuangannya. Dia dibantu oleh beberapa mahasiswa yang jadi relawan disana.

"Itu foto-foto yang jenazah terlantar yang kamu kirimkan dapat darimana mas?"
"Tiap hari kami muter mas, kalo ada laporan dari masyarakat kami langsung meluncur. Kami temukan mereka sudah meninggal di emperan toko, di pinggir kali, di tempat sampah, semua jenazah kami bawa kesini, dimandikan, kami sholatkan semuanya, karena mereka semua terbuang tanpa keluarga, kami antar dengan ke pemakaman sosial di samping Masjid Agung Bantul. Kadang hanya berdua kami menguburkan jenazah-jenazah itu.." Lanjut Chabib

Allahu Akbar.. Merinding mendengarnya.. 
Ambulance Granmax sudah ada di panti mereka, 8 bulan lalu ketika kami tau masih mengangsur langsung kami anggarkan dana dari ‪#‎SedekahRombongan‬ untuk dilunasi, agar mereka makin bebas bergerak.

"Itu Prasetyo mas, anak jalanan yang kami temukan di Alun-alun Utara Jogja, kami bawa kesini, kami sekolahkan. Ada 5 anak jalanan yang tinggal disini. Sisanya 65 orang dewasa ganggungan jiwa. Mereka tiap hari kami ajak zikir, sholat duha, sholat tahajud. Puasa Senen kamis pun kami ajak semua, kegiatan bikin souvenir dan lukisan. Biar pikiran mereka gak kosong mas, dibelakang mereka kami ajak buat batako, sedikit-sedikit nanti untuk membangun panti ini.." 

Ketika saya berkeliling ke kamar-kamar, bau pesing menyengat, membayangkan kalau malam 65 orang tidur saling tumpuk disini. Manusia-manusia malang yang terbuang, hilang ingatan, hilang keluarga, derajat manusia yang terhina dan terpinggirkan..
"Kami butuh kasur banyak mas, yang anti air agar gampang dibersihkan, biar mereka gak tidur diatas tikar itu.." Lanjut Chabib.

"Kemarin kami menerima satu pasien gangguan jiwa dalam kondisi hamil mas, ternyata dia diperkosa di jalan. Anaknya lahir selamat di pondok ini.. Sekarang sudah ada yang mengadopsi, ibunya tetap kami rawat disini.."
Tempat sederhana inilah yang dipilihkan Allah untuk Chabib, dia yang terpilih jadi pembela orang-orang gila di Jogja, tidak semua orang mampu mendapatkan amanah tanggungjawab hebat seperti ini..

Yang saya yakini, jika sekarang Chabib membawa ambulancenya lewat Malioboro tak ada lagi Satpol PP yang akan menangkap dan menghajarnya. Dia sekarang telah dikawal banyak malaikat Allah..

Manusia yang tidak terkenal di bumi, tapi begitu terkenal dilangit..
Yang membuat saya iri luar biasa, kelak di hari pengadilan Chabib akan dibela oleh ratusan orang gila yang dulu dirawatnya, mereka menjadi saksi abadi di depan Tuhannya..

Sumber: http://www.merdekasiana.com/

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda